1. Tuliskan
definisi perilaku konsumen dan jelaskan apa pentingnya
(hubungannya)
mempelajari perilaku konsumen dalam pemasaran suatu produk(terjadinya
pertukaran).
A. Pengertian
Perilaku Konsumen.
Menurut para ahli :
1. Engel, Blackwell dan Miniard (1995)
pemahaman terhadap perilaku konsumen mencakup pemahaman terhadap tindakan yang
langsung yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
mengikuti tindakan tersebut.
2. Hawkins, Best dan Coney (2007)
menyatakan : Consumer behavior is the study if individuals, groups,or
organitations and the processes they use to select, secure, use, and dispose of
product, services, experiences or ideas to satisfy needs and the impact that
these processes have on the consumer and society.
Perilaku
konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok, organisasi dan
proses yang dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan menghentikan
produk, jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya
terhadap konsumen dan masyarakat.
1.
Schiffman dan Kanuk (2007) bahwa perilaku konsumen merupakan
studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan
sumberdaya yang tersedia dan dimiliki (waktu,uang dan usaha) untuk mendapatkan
barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi.
2.
Loudon dan Bitta (1995) menjelaskan bahwa perilaku konsumen
mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan konsumen
secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan penggunaan atau mendapatkan barang
dan jasa.
Perilaku konsumen adalah proses yang
dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi
kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu
tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum
pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan
jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada
tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk),
evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.Atau
kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses
pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Konsumen dapat merupakan seorang
individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku
konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer
atau user.
Dalam upaya untuk lebih memahami
konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen,
perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki
kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi,
psikografi, dan perilaku. Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi
macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan
merk tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam
menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan
pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan
peran masing-masing.
Peran yang dilakukan tersebut adalah:
(1) Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang
tertentu; (2) Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik
secara sengaja atau tidak; (3) Decider, adalah yang memutuskan apakah akan
membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya; (4) Buyer,
adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya; (5) User,
yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
B. pentingnya
(hubungannya) mempelajari perilaku konsumen dalam pemasaran suatu
produk(terjadinya pertukaran)
Pemahaman terhadap perilaku konsumen ini
sangat bermanfaat untuk kepentingan penyusunan strategi maupun bauran
pemasaran. Melalui pemahaman terhadap psikografis konsumen dan juga perilaku
penggunaan, pemasaran dapat melakukan segmentasi berdasarkan variable tersebut.
Berdasarkan sikap konsumen, pemasaran dapat menyusun strategi promosi, khususnya
iklan secara tepat. Manfaat lain dari mempelajari perilaku konsumen bagi
perusahaan adalah memungkinkan perusahaan memahami dengan tepat kebutuhan dan
keinginan pelanggan sehingga dapat membantunya untuk memuaskan pelanggan,
menerapkan konsep pemasaran dan memperluas legitimasi ke masyarakat (sheth
& Mittal, 2004).
Perilaku
konsumen merupakan ilmu yang relative baru dibandingkan ilmu yang lain. Ilmu
ini berkembang ketika konsep pemasaran banyak diterapkan di
perusahaan-perusahaan. Kompelksnya perilaku konsumen dan perlunya memahami
konsumen mendorong ilmu ini dalam berkembangnya memerlukan ilmu-ilmu lain yang
terkait yang memungkinkannya mampu menjelaskan perilaku konsumen dengan lebih
baik. Ilmu lain yang telah memberikan sumbangan pemikiran bagi studi perilaku
konsumen antara lain :
a.
Sosiologi : memberikan sumbangan dalam mempelajari kekuatan
social yang mempengaruhi konsumen, seperti konsep struktur social, keluarga,
kelas social, etnis, gender dan gaya hidup yang dapat mempengaruhi perilaku
individu maupaun kelompok.
b.
Antropologi : Memahami fenomena konsumen ritual, mitos,
symbol dan aspek budaya lainnya.
c.
Ekonomi : membantu dalam memberikan pemahaman tentang
keterkaitan antara kebijakan harga dengan respon perilaku konsumen serta adanya
perbedaan perilaku konsumen.
d.
Psikiologi : memahami proses psikiologi yang sifatnya
belajar, sikap dan dinamika kelompok yang berpengaruh terhadap perilaku
konsumen.
Proses pengambilan keputusan konsumen
Menurut tujuan pembeliannya, konsumen dapat dikelompokan
menjadi konsumen akhir (individual) yaitu yang terdiri atas individu dan rumah
tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau
untuk dikonsumsi. Sedangkan kelompok lain adalah konsumen organisasional yang
terdiri atas organisasi, pemakai industry, pedagang dan lembaga non-profit yang
tujuan pembeliannya adalah untuk memperoleh laba atau kesejahteraan anggotanya.
Umumnya ada lima peranan yang terlibat, Kelima peranan
tersebut meliputi :
1.
Pemrakarsa (initiator) : orang yang pertama kali menyarankan
ide untuk membeli suatu barang atau jasa.
2.
Pembawa pengaruh (influencer) : orang yang memiliki
pandangan atau nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian.
3.
Pengambilan keputusan (decider) : orang yang menentukan
keputusan pembelian.
4.
Pembeli (buyer) : orang yang melakukan pembelian secara
nyata.
5.
Pemakai (user) : orang yang mengkonsumsi dan menggunakan
barang atau jasa yang dibeli.
Dilihat dari proses pengambilan keputusan, Proses keputusan
pembelian sangat bervariasi. Ada yang sederhana dan ada pula yang kompleks.
Assel membagi dalam 2 dimensi yaitu tingkat pengambilan keputusan dan derajat
keterlibatan saat membeli.
Pada dimensi pertama konsumen dibedakan berdasarkan tingkat
pengambilan keputusan. Dimensi kedua konsumen dibedakan berdasarkan tingkat keterlibatan
saat pemilihan suatu merk. Pada saat itu konsumen tidak jarang terlibat terlalu
dalam, hal ini dapat terjadi karena :
1.
Produk amat penting bagi konsumen sebab image pribadi dari
konsumen terkait dengan produk.
2.
Adanya keterkaitan secara terus menerus dengan konsumen.
3.
Mengandung resiko yang cukup tinggi.
4.
Pertimbangan emosional.
5.
Pengaruh dari norma group.
Pengambilan keputusan sebagai proses penting yang
mempengaruhi perilaku konsumen sangat penting untuk di pahami pemasar. Dalam
proses pengambilan keputusan ada tiga tahapan proses yang dilakukan yakni tahap
pengakuan adanya kebutuhan (konsumen merasakan adanya kebutuhan), usaha
pencarian informasi sebelum membeli dan penilaian terhadap alternative.
Kedua kekuatan eksternal tersebut akan mempengaruhi proses
pengambilan keputusan. Diantaranya adalah :Mengenali kebutuhan, Mencari
Informas, Mengevaluasi alternative, Mengambil keputusan, Evaluasi
Paskapembelian. Salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku konsumen juga akan
diuraikan bagaimana cara pengukuran yang dapat dilakukan oleh pemasar.
(Sumber
: http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2009/09/perilaku-konsumen.html. Diakses
pada tanggal 24 September 2014)
2. Sebutkan
asumsi-asumsi apa yang mendasari terjadinya pertukaran.:
A. Konsep Teori Pertukaran Sosial
Teori pertukaran adalah teori dalam ilmu
sosial yang menyatakan bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran,
pengorbanan, dan keuntungan yang saling memengaruhi. Teori ini menjelaskan
bagaimana manusia memandang tentang hubungan kita dengan orang lain sesuai
dengan anggapan diri manusia tersebut terhadap: 1. Keseimbangan antara apa yang
di berikan ke dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu. 2.
Jenis hubungan yang dilakukan. 3. Kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik
dengan orang lain.
Teori Pertukaran Sosial dikembangkan
oleh Thibault dan Kelley (1952) ini menganggap bahwa bentuk dasar dari hubungan
sosial adalah sebagai suatu transaksi dagang, dimana orang berhubungan dengan
orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Teori ini
didasarkan pada pertukaran reward (hadiah) dan biaya dengan tujuan untuk
meningkatkan nilai-nilai hasil dari proses komunikasi yang terjadi secara
perorangan dalam proses komunikasi antrarpersonal. Orang akan berusaha
mengurangi biaya dan pada saat yang sama akan memaksimalkan hadiah (keuntungan
yang terjadi akibat terjadinya proses komunikasi antarpersona) yang didasarkan atas
usaha untuk mengembangkan hasil yang mungkin diterima oleh masing-masing pihak.
Ketika hasil-hasil dari komunikasi ini dirasa membesar atau meningkat, kita
berusaha membuka dan mengembangkan pola hubungan komunikasi secara lebih sempit
dengan orang tersebut (Yusup, 2009).
Teori ini bersifat positivistic
(meskipun dalam situasi tertentu ada sifat-sifat humanistif sebab ia memiliki
kredibilitas intuitif), masuk akal, dan relative aplikatif terhadap praktek
komunikasi sehari-hari. Teori ini juga memiliki pendekatan yang sitematis dan
sesuai dengan waktu yang ada. Ia juga bisa mengambarkan pola kebenaran yang
multiple. Dan yang terakhir, teori ini juga mempunyai nilai heuristic sebab ia
mudah sekali diaplikasikan dalam suatu situasi tertentu. Teori ini juga mampu
menurunkan hipotesis-hipotesis baru dikarnakan ia juga memperluas rentang
pengetahuan potensial dan juga mengoperasikan pengetahuan yang sudah ada
(Yusup, 2009) Teori pertukaran sosial ini juga digunakan untuk menjelaskan
berbagai penelitian mengenai sikap dan perilaku dalam ekonomi (Theory of
Economic Behavior). Selain itu, teori ini juga digunakan dalam penelitian
komunikasi, misalnya dalam konteks komunikasi interpersonal, kelompok dan
organisasi. Oleh karena itu, teori pertukaran sosial ini, selain menjelaskan
mengenai sikap dalam ekonomi, juga menjelaskan mengenai hubungan dalam
komunikasi. Pada perkembangan selanjutnya, berbagai pendekatan dalam teori
pertukaran sosial semakin fokus pada bagaimana kekuatan hubungan antar pribadi
mampu membentuk suatu hubungan interaksi dan menghasilkan suatu usaha, untuk
mencapai keseimbangan dalam hubungan tersebut.
Blau (1964) menjelaskan bahwa dalam
pertukaran sosial seorang individu secara sukarela memberikan kemanfaatan
(benefit) kepada orang lain. Hal itu menyebabkan timbulnya kewajiban pihak lain
untuk membalas dengan cara memberikan beberapa kemanfaatan kepada pihak
pemberi. Dengan demikian ketika untuk pertama kali seseorang membangun
pertukaran sosial persoalan yang cukup berarti adalah membuktikan bahwa orang
tersebut dapat dipercaya. Menurut Blau (1964) kepercayaan tersebut dibangun
melalui dua cara yaitu: 1. Menunaikan kewajiban secara teratur (misalnya
membalas manfaat yang diterima dari pihak lain), dan 2. Pengembangan pertukaran
secara bertahap sesuai dengan perjalanan waktu. Berbeda dengan analisis yang
diungkapkan oleh teori interaksi simbolik, teori pertukaran ini terutama
melihat perilaku nyata, bukan proses-proses yang bersifat subyektif semata. Hal
ini juga dianut oleh Homans dan Blau yang tidak memusatkan perhatiannya pada
tingkat kesadaran subyektif atau hubungan-hubungan timbal balik yang bersifat
dinamis antara tingkat subyektif dan interaksi nyata seperti yang diterjadi
pada interaksionisme simbolik. Homans lebih jauh berpendapat bahwa penjelasan
ilmiah harus dipusatkan pada perilaku nyata yang dapat diamati dan diukur
secara empirik. Atlman dan Taylor pada tahun 1973 (Communication Capstone,
2001) mengemukakan teori pertukaran social menegaskan bahwa ketika hubungan
tertentu antar orang menjadi berkembang, komunikasi bergeser dari asalnya
dangkal (shollow) dan tidak intim, berubah meningkat menjadi lebih personal.
Namun, kadang ada juga sebaliknya atau setidaknya tidak seperti itu. Misalnya,
semakin lama semakin renggang akibat tidak ada kesamaan karakter tertentu.
(Yusup, 2009).
B. Asumsi-Asumsi
Dasar Teori Pertukaran Sosial
Thibault dan Kelley menyimpulkan model
pertukaran sosial sebagai berikut, “asumsi dasar yang mendasari seluruh
analisis kami adalah setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam
hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari
segi ganjaran dan biaya”. Ganjaran, biaya, laba dan tingkat perbandingan
merupakan empat konsep pokok dalam teori ini (Rahmat, 2002: 121). Empat konsep
tersebut antara lain: 1. Ganjaran ialah setiap akibat yang dinilai positif yang
diperoleh seseorang dalam suatu hubungan. Ganjaran berupa uang, penerimaan
sosial atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Nilai suatu ganjaran
berbeda beda antara seseorang dengan yang lain, dan berlainan antara waktu yang
satu dengan waktu yang lain. 2. Biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang
terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, konflik,
kecemasan dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat
menghabiskan sumber kekayaan individu atau dapat menimbulkan efek-efek yang
tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biaya pun berubah-ubah sesuai dengan
waktu dan orang yang terlibat didalamnya. 3. Hasil dan laba adalah ganjaran
dikurangi biaya. Bila dalam suatu hubungan seorang individu merasa bahwa ia
tidak memperoleh laba sama sekali, ia akan mencari hubungan lain yang
mendatangkan laba. 4. Tingkat perbandingan menunjukkan ukuran baku (standar)
yang dipakai sebagai kriteria dalam menilai hubungan individu pada masa lalu
atau alternatif hubungan lain yang terbuka baginya. Bila pada masa lalu seorang
individu mengalami hubungan yang memuaskan, tingkat perbandingannya menurun.
Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam teori ini adalah: 1. Individu yang
terlibat dalan interkasi akan memaksimalkan rewards 2. Individu memiliki akses
untuk informasi mengenai sosial, ekonomi, dan aspek-aspek psikologi dari
interkasi yang mengizinkan mereka untuk mempertimbangkan berbagai alternatif.
3. Individu bersifat rasional dan memperhitungkan kemungkinan terbaik untuk
bersaing dalam situasi menguntungkan. 4. Individu berorientasi pada tujuan
dalam system kompetisi bebas. 5. Pertukaran norma budaya.
4. apakah manfaatnya memepelajari
prilaku konsumen bagi pemasar, pemerintah, dan akademis? (sebutkan
masing-masing minimal satu manfaat)
o
Manfaat perilaku konsumen bagi
pemasar yaitu mengetahui, mempelajari, dan memahami bagaimana strategi atau
keputusan yang harus diambil yang bisa dilihat dari keadaan pasar dan kebutuhan
konsumen. Dalam hal ini pemasar harus mampu membujuk konsumen untuk membeli dan
mengkonsumsi barang yang ditawarkan, dan mampu memahami cara konsumen dalam
bertingkah laku, bertindak, berpikir, dan yang terpenting bagaimana
konsumen mengambil suatu keputusan terhadap barang yang ditawarkan atau
dipasarkan sehingga pemasar bisa merancang strategi pemasaran dengan baik.
o
Manfaat pemerintah mempelajari
perilaku konsumen yaitu agar mudah dalam memenuhi kebutuhan kesejahteraan
konsumen. Pemerintah dituntut untuk bisa menyejahterakan masyarakatnya. Dalam
mencapai tujuan tersebut tentunya pemerintah harus mangambil keputusan
yang dilihat dari perilaku konsumen (masyarakat).
o
Manfaat prilaku
konsumen bagi akademisi yaitu dapat
dijadikan sebagai objek penelitian bagi akademis,untuk mendapatkan pengetahuan
baru mengenai prilaku konsumen..
5. apa yang
dimaksud dengan motivasi dan kaitanya dengan kebutuhan seseorang?
Pengertian Motivasi merupakan suatu perubahan yang
terjadi pada diri seseorang yang muncul adanya gejala perasaan, kejiwaan dan
emosi sehingga mendorong individu untuk melakukan atau bertindak sesuatu yang
disebabkan karena kebutuhan, keinginan dan tujuan.
Kaitanya
motivasi dengan kebutuhan yaitu bahwa motivasi merupakan suatu konstruk yang
dimulai dari adanya need atau kebutuhan pada diri individu dalam bentuk energi
aktif yang menyebabkan timbulnya dorongan dengan intensitas tertentu yang
berfungsi mengaktifkan, memberi arah, dan membuat persisten (perilaku
berulang-ulang) dari suatu perilaku untuk mengatasi atau memenuhi kebutuhan
yang menjadi penyebab timbulnya dorongan itu sendiri. Motivasi itu
tidak pernah dikatakan baik, apabila tujuan yang diinginkan itu tidak baik.
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa motivasi selalu berkaitan dengan kebutuhan. (http://isma-ismi.com/pengertian-motivasi.html)
6. Jelaskan
perbedaan antara teori motivasi menurut Maslow dengan Mc Cleland ?
o
Pada
Teori Maslow Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996), membagi kebutuhan
manusia sebagai berikut:
1) Kebutuhan fisiologi (phsycological needs)
2) Kebutuhan rasa aman ( Safety needs)
3) Kebutuhan mendapatkan kasih sayang dan memiliki (needs for belonging and love).
4) Kebutuhan memperoleh penghargaan orang (needs for esteem)
5) Kebutuhan aktualisasi diri (needs for self actualization)
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang.
1) Kebutuhan fisiologi (phsycological needs)
2) Kebutuhan rasa aman ( Safety needs)
3) Kebutuhan mendapatkan kasih sayang dan memiliki (needs for belonging and love).
4) Kebutuhan memperoleh penghargaan orang (needs for esteem)
5) Kebutuhan aktualisasi diri (needs for self actualization)
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang.
o
Teori
kebutuhan menurut Mc Clelland dikembangkan oleh David Mc Clelland dan
teman-temannya. Teori kebutuhan Mc Clelland berfokus pada kebutuhan yang didefinisikan
sebagai berikut:
1.
Kebutuhan
pencapaian, dorongan untuk melebihi, mencapai standar, berusaha keras untuk
berhasil
2.
Kebutuhan
kekuatan, kebutuhan untuk membuat indivisu lain berprilaku sedemikian rupa
sehingga mereka tidak akan berprilaku sebaliknya
3.
Kebutuhan
hubungan, keingiinan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan
akrab.
7.
Model motifasi:
Motivasi
menurut Schiffman dan Kanuk (2007:72), dapat digambarkan sebagai tenaga
pendorong dalam setiap individu yang membuat mereka untuk bertindak atau
melakukan reaksi yang muncul untuk memenuhi kebutuhannya. Para individu secara
sadar maupun tidak sadar berusaha untuk mengurangi ketenganannya dengan cara
memenuhi kebutuhan mereka yang belum terpenuhi.
Tujuan
khusus yang ingin dicapai konsumen serta perilaku yang mereka ambi untuk
mencapai semua kebutuhannya ini, dipilih atas dasar proses berpikir (kesadaran)
dan proses belajar sebelumnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pilihan
pembelian konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis (motivasi) yang
muncul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi seperti. Motivasi ini
mendorong setiap individu untuk bertindak guna memenuhi semua kebutuhannya dan
agar semua kebutuhannya itu bisa terpenuhi, maka kebutuhan yang ada pada setiap
individu berubah menjadi motif hingga lebih kuat mendorong individu untuk
bertindak dalam mencari kepuasan atas kebutuhannya tersebut.
8.
Jelaskan apa yang
dimaksud dengan kepribadian dan sebutkan karakteristik kepribadian?
Kepribadian adalah beberapa
ciri watak yang diperlihatkan seseorang secara lahir, konsisten, dan konsekuen
dalam bertingkah laku, sehingga individu memiliki identitas khusus yang berbeda
dengan orang lain.
Karakteristik Pribadi Yang Mempengaruhi Perilaku
Konsumen. Keputusan membeli dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti umur dan tahap daur hidup pekerjaan, situasi ekonomi, gaya
hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
9.
Keterkaitan antara
kepribadian dengan gaya hidup
Kepribadian
yaitu hal yang menggambarkan karakteristik terdalam yang ada pada diri manusia
dan merupakan reflesi internal konsumen sedangkan gaya hidiup adalah hal yang
menggambarkan prilaku seseorang dan berupa manifestasi eksternal dari konsumen
yaitu prilaku, Keterkaitan antara kepribadian dan gaya hidup yaitu perubahan
keduanya akan dapat mengubah pola konsumsi seseorang.
11. Apa
yang dimaksud dengan persepsi konsumen?
Persepsi
Konsumen adalah suatu proses yang membuat
seseorang memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan
rangsangan-rangsangan yang diterima menjadi suatu gambaran yang berarti dan
lengkap tentang dunianya.
Persepsi
merupakan cara bagaimana konsumen memberi makna pada rangkaian rangsangan dan
ini adalah proses kognisi. Ketika konsumen melakukan interpretasi pada sebuah
iklan yang dilihatnya maka terjadi proses kognisi dalam benak konsumen.
Menurut Kotler (2008 : 179)
persepsi adalah proses di mana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan,
masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Poin utamanya
adalah bahwa persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga
pada hubungan ransangan terhadap bidang yang mengelilinginya dan kondisi dalam
setiap diri kita.
12. Bagaimana
proses terbentuknya persepsi konsumen?
Proses
persepsi adalah berbeda untuk produk-produk dengan keterlibatan rendah. Di sini
konsumen menyimpan informasi dalam memori mereka tanpa melalui tahap perhatian
dan percakapan (Boyd, Walker, dan Larreche, 2000:133).
Proses
persepsi terdiri dari:
a. Seleksi Perseptual
Seleksi
Perseptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan
pada psychological set yang dimiliki. Psychological set yaitu berbagai
informasi yang ada dalam memori konsumen. Sebelum seleksi persepsi terjadi,
terlebih dahulu stimulus harus mendapat perhatian dari konsumen. Oleh karena
itu ada dua proses yang termasuk ke dalam defenisi seleksi yaitu perhatian
(attention) dan persepsi selektif (selective perception).
b. Organisasi Persepsi
Organisasi
persepsi (perceptual organization) berarti bahwa konsumen mengelompokkan
informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk
memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu.
c. Interpretasi Perseptual
Proses
terakhir dari persepsi adalah memberikan interpretasi atau stimulus yang
diterima oleh konsumen. Setiap stimulus yang menarik perhatian konsumen baik
disadari atau tidak disadari, akan diinterpretasikan oleh konsumen. Dalam
proses interpretasi konsumen membuka kembali berbagai informasi dalam memori
yang telah tersimpan dalam waktu yang lama (long-term memory) yang berhubungan
dengan stimulus yang diterima. Informasi dalam long-term memory akan membentuk
konsumen untuk menginterpretasikan stimulus
13. Apa
yang dimaksud dengan JND dalam pengukuran sensasi ?
Batas perbedaan terkecil yang dapat
dirasakan antara dua stimulus yang mirip disebut sebagai ambang berbeda
(Schiffman dan Kanuk, 2010). Konsep ambang berbeda ini dikenal juga dengan nama
The Just Noticeble Difference Threshold (JND), yang didefinisikan sebagai “the
minimum amount of difference in the intensity of a stimulus that can be
detected 50% of the time” (Mowen and Minor, 1998:70). Definisi lain dikemukakan
oleh Blackwell, Engel, dan Miniard (1995: 475) “the smallest change in stimulus
intensity that will be noticed”. Konsep JND dijelaskan oleh ilmuwan Jerman abad
19 yang bernama Ernst Weber, yang mengemukakan bahwa JND antara dua stimulus
bukan jumlah absolute, tetapi jumlah relatif terhadap intensitas stimulus
pertama.
http://cahyodw1.wordpress.com/2012/06/11/ringkasan-mata-kuliah-perilaku-konsumen/
Comments
Post a Comment