Nama : Theresia Lilik Triani
NPM : 1114131112
Jurusan
: Agribisnis
Ringkasan cerita
“Jual Pisang Ijo
Raup Omzet Ratusan Juta”
Reizka, mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Padjajaran ini mampu meraup omzet mencapai Rp 850 juta dari hasil jualan
pisang ijo dengan merek dagang JustMine. Dia pernah menjadi anggota multilevel
marketing (MLM), karena tidak membuahkan hasil, Riezka beralih menjajal bisnis
voucer pulsa yang akhirnya kandas juga. Setelah itu Reizka beralih pada usaha
kuliner dengan membuka sebuah kafe di Bandung namun gagal juga.
Akhirnya pada tahun 2007 mulai melirik pisang, dan
berfikir bagaimana agar pisang dapat dikemas sebagai makan tradisional hingga sampai
saat Reizka memutuskan untuk mengolahnya menjadi pisang ijo,. Reizka mampu
mengembangkan pisang ijo ini dengan kreativitasnya. Dari pisang ijo tradisional
dikembangkan dengan campuran vla yang ditambahkan dengan berbagai rasa, vanila,
cokelat, keju, hingga durian.
Harga pisang ijo JustMine dipasarkan Rp 6.000 hingga
Rp 7.000 per porsi. Semangkuk pisang ijo ini menjadi makanan yang digemari
banyak orang. Untuk mengembangkan usahanya itu, Riezka membuka peluang untuk
berinvestasi bagi siapa saja yang berminat dengan sistem waralaba pisang ijo.
Hingga kini, ada 20 gerai pewaralaba pisang ijo yang tersebar di Bandung,
Jakarta, dan Bekasi.
“Pengusaha Muda
Sukses Lulusan SMA, Wirausaha Peyek & Geplak”
Arifdiarto
Ambar Wirawan atau yang akrab disapa Kelik hanya lulusan Sekolah Menengah Atas berhasil
menjadi pengusaha sukses. Usaha geplak dan peyek tumpuk yang sudah digelutinya
selama 10 tahun ini mampu meraih omzet hingga Rp 60 juta per bulan. Kelik
membuka usaha geplak dan peyek tumpuk bersama istrinya, Sri Kasih, di Jalan
Wahid Hasyim, Bantul. Toko berukuran 5 x 8 meter itu berdampingan dengan rumah
tempat tinggalnya sekaligus lokasi produksi.
Menurut Kelik, produknya yang dinilai istimewa
adalah peyek tumpuk. Berbeda dengan peyek pipih yang dimasak dengan satu kali
penggorengan, peyek tumpuk digoreng selama tiga kali. Selain itu, ide pembuatan
peyek tumpuk sebenarnya berasal dari mertuanya yang kebetulan bernama Mbok
Tumpuk. Sebagai menantu, Kelik berhasil meningkatkan usaha mertuanya dengan
tetap mempertahankan nama Mbok Tumpuk sebagai identitas produknya.
Kelik hanya menjual geplak dan peyeknya di toko
sendiri.Kelik sengaja tidak menitipkannya ke toko-toko lain meski banyak
permintaan, karena khawatir bila dititipkan, harga dan kualitas tidak bisa
terkontrol. Misalnya bisa saja di toko lain produknya akan dijual sangat mahal,
atau juga bisa saja menjual produk kedaluwarsa maka, citra kami perusahaan
miliknya akan hancur.
Pembahasan
Pendapat saya mengenai
kegigihan yang dilakukan Reizka pengusaha pisang ijo ini sudah termasuk dalam
beberapa kriteria seorang wirausaha, misalnya saja pada usaha yang dilakukannya
mengalami kegagalan beberapa kali di usahanya sebelum mencapai kesuksesan .
Tetapi Reizka tetap dapat berfikir positif untuk menjadi seorang wirausaha yang
sukses, dan berani menanggung resiko kegagalan selanjutnya yang mungkin akan
dihadapi .
Reizka punya rasa
percaya diri yang tinggi dengan berani mengambil keputusan dalam menentukan jenis
usaha yang akan dilakukannya, meskipun ada kegagalan yang pernah mewarnainya
dijadikan sebagai tolak ukur untuk lebih memahami keadaan pasar dan selera
masyarakat yang pada umumnya lebih menyukai makanan instan. Dalam kegigihan nya
Reizka juga mampu untuk menggunakan kreatifitasnya untuk mengembangkan ide yang
akan menjadi usaha nya hingga karena kreatifitasnya itu membawanya dalam
kesuksesan. Hal ini terbukti dari beberapa outlet yang dimilik Reizka saat ini ada
20 gerai pewaralaba pisang ijo yang tersebar di Bandung, Jakarta, dan Bekasi.
Sedangkan untuk
pengusaha peyek dan geplak yang berasal dari Bantul, Yogyakarta ini juga
merupakan pengusaha yang gigih dalam menjalankan usahanya. Meskipun hanya
seorang lulusan SMA namun Kelik tetap mampu berfikir positif untuk bersaing dengan mereka Sarjana yang menjadi pengusaha pada
umunya. Sikap percaya dirinya pun terlihat, dimana produk peyek dan geplak
milik Kelik ini bersaing dengan panganan mahal umunya.
Usaha ini awalnya
adalah usah milik mertuanya, namun Kelik mampu mengembangkannya dan tetap
mempertahankan cita rasa yang tidak berbeda. Karena untuk preoses pembuatan
bumbunya Kelik dan istrinya meracik sendiri. Meski awalnya sulit, dan beberapa
kali produknya tidak laku, Kelik tetap berproduksi, karena menurutnya
konsistensi juga merupakan faktor utama menumbuhkan kepercayaan pelanggan.
Dengan Bersikap positif dan percaya diri yang dimiliki Kelik dan juga merupakan
salah satu karakteristik yang harus dimiliki seorang wirausaha inilah yang
mampu mengasah jiwa berwirausahanya untuk mencapai kesuksesan.
Dalam proses pemasaran
pun Kelik menjualnya di toko miliknya sendiri, hal ini karena Kelik ingin tetap
menjaga kepercayaan konsumen dengan menyediakan produk yang tidak kadaluwarsa
dan selalu dapat dikontrol setiap saat.
Pelajaran yang dapat
saya ambil dari kedua pengusaha tersebut adalah menjadi seorang wirausaha itu
harus memliki rasa percaya diri yang tangguh sehingga mampu berproses dalam
bersaing. Selain itu mempertahankan kejujuran juga merupakan salah satu faktor
terpenting karena dengan begitu konsumen merasa percaya dan aman dengan barang
yang dikonsumsinya.
Gagasan yang saya peroleh dari pengalaman kedua
pengusaha tersebut adalah
Saya akan membuka usaha es krim jamu, saya berfikir
hal ini juga merupakan salah satu cara untuk mempertahankan kekayaan
tradisional. Dijaman yang modern ini pada umunya masyarakat kurang menyukai
jamu, padahal jamu merupakan kekayaan tradisional yang menyehatkan dan alami.
Dengan es krim jamu maka dapat dinikmati oleh semua kalangan dari anak
kecil,remaja sampai dewasa.
Sumber:
(diakses pada: Selasa 24 September 2013)
Comments
Post a Comment